Saturday, June 6, 2009

3 - Solat Subuh, Mustahilkah?

"Adalah mustahil bila ada orang yang mengatakan 'Mustahil bagi saya untuk bangun solat Subuh'. Sesungguhnya permasalahannya kembali pada kemahuan. Anda mahu atau tidak?"

Seorang teman berkata kepada saya "Sebenarnya saya sudah tahu bila harus solat Subuh. Sayangnya, mustahil bagi saya untuk bangun pada saat itu. Anda tidak tahu bagaimana kondisi saya. Kondisi fizikal saya tidak mengizinkan. Tuntutan pekerjaan juga tidak memungkinkan. Situasi rumah dan minimumnya penghasilan tidak bisa membantu. Bukankah Allah - seperti yang anda ketahui - Maha Pengampun lagi Maha Penyayang? Tentunya akan mentoleransikan keadaan saya ini dan mengampuni dosa saya".

Saya pun menanggapi kata-katanya tersebut "Perkataan bahwa Allah Maha Penagmpun lagi Maha Penyayang adalah perkataan yang benar. Namun dalam hal ini anda gunakan untuk maksud yang keliru. Itu sama saja dengan membuka pintu masuk selebar-lebarnya bagi syaitan. Bila Allah mengampuni setiap manusia jujur dan manusia pendusta, orang taat dan orang bermaksiat, orang yang cinta akan syariat-Nya dan orang yang tidak suka, lantas apa gunanya amal?! Dan, untuk apa orang yang taat kepada Allah menekan atau memaksa hawa nafsunya, sehingga dia harus bangun di tengah malam yang begitu dingin untuk pergi ke masjid?"

......

Memang, Allah SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, menagmpuni dosa siapa yang memohon ampunan kepada-Nya. Akan tetapi, kata-kata saja tidak cukup. Kesungguhan memohon ampun harus dibuktikan dengan amal. Cubalah anda renungi firman Allah di bawah ini:
"Dan sesungguhnya Aku yang amat memberi ampun kepada orang-orang yang bertaubat serta beriman dan beramal soleh, kemudian dia tetap teguh menurut petunjuk yang diberikan kepadanya."
(Toha, 20:82)

Tidak semua manusia mendapat ampunan dari Allah SWT. Syaratnya, dia harus bertaubat secara bersungguh-sungguh, keimanan yang benar, amal soleh, dan mengikuti petunjuk Allah SWT.

Penyebutan sifat Allah Maha Penagmpun lagi Maha Penyayang seringkali disertai pula dengan sifat lain yang mengandungi makna hukuman dan pahala, atau balasan bagi yang melanggar atau tidak mematuhi syariat-Nya.

"Khabarkanlah kepada hamba-hambaKu (wahai Muhammad), bahawa Akulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani (bagi mereka yang bertaubat dan beramal soleh). (49) Dan bahawa azabKu, ialah azab yang tidak terperi sakitnya, (bagi mereka yang tetap dalam kederhakaannya). (50)"
(Al-Hijr, 15:49-50)

Ungkapan "kemustahilan" pada kehidupan seseorang untuk melaksanakan solat Subuh pada waktunya, sebenarnya masih bisa kita diskusikan.

Maaf, bukan maksud saya untuk meragukan adanya "kemustahilan" yang menyebabkan anda tidak mampu untuk bangun di pagi hari untuk menunaikan solat Subuh. Saya hanya bermaksud mengajak anda -bsersama-sama saya- merenungkan beberapa hal di bawah ini.

Pertama: Allah SWT tidak membebani hamba kecuali sesuai dengan kadar kemampuannya.

Allah SWT berfirman:
"Allah tidak memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya. "
(Al-Baqarah, sebahagian ayat 286)

Ini merupakan salah satu kaedah paling dasar daripada kaedah -syariat Islam. Ketentuan dan syariat agama, bukanlah buatan manusia, yang menagndung kemungkinan cocok dan tidak cocok. Namun ketentuan dan syariat tersebut murni dari Allah, Rabb semesta alam. Dia mengetahui usaha dan kemampuan ciptaan-Nya dengan pengetahuan yang pasti.

"Tidakkah Allah yang menciptakan sekalian makhluk itu mengetahui (segala-galanya)? Sedang Dia Maha Halus urusan PentadbiranNya, lagi Maha Mendalam PengetahuanNya!"
(Al-Mulk, 67:14)

Dengan demikian, semua hukum syariat berada pada batas yang mampu dikerjakan oleh hamba Allah, Kita tidak meragukan hal itu.

Selanjut, marilah kita bertanya pada diri kita masing-masing:
- Apakah solat Subuh merupakan sebuah kewajiban, ataukah tidak?
- Apakah solat Subuh kewajiban bagi setiap muslim, atau ada yang dikecualikan?

Jawabnya tentu sangat jelas: Solat Subuh wajib bagi setiap muslim! Tidaklah pantas disebut muslim dan mukmin -seseorang yang meyakini keadilan Allah, kebijaksanaan, dan pengetahuan-Nya- masih merasa bahawa kewajiban melaksanakan solat Subuh adalah sesuatu yang mustahil.

Kedua: Fenomena orang-orang Amerika

Pada keseharian mereka terdapat pelajaran berharga yang bisa kita ambil hikmahnya.

Waktu itu saya sering berkunjung ke Amerika. Pada saat saya pulang dari Masjid Raya setelah melaksanakan solat Subuh, sekitar jam enam pagi saya menjumpai di jalan-jalan utama dan jalan-jalan tol sangat ramai. Jalanan dipenuhi kereta-kereta. Kesan pertama saya: Hairan! Namun akhirnya saya terbiasa menyaksikan pemandangan ini. Mereka bangun pagi untuk pergi ke tempat kerja. Sebahagian besar mereka bekerja di tempat yang jauh dari rumah, sehingga terpaksa bangun jam 5:00 pagi -waktu solat Subuh- supaya bisa berangkat ke tempat kerja tepat pada waktu.

Mereka itu orang-orang Kristian, Yahudi dan Atheis. Jumlahnya pun tidak sedikit. Mereka bangun pagi untuk kehidupan dunia, pada saat yang bersamaan dengan waktu solat Subuh. Hajat kemanusiaan mampu mendorong mereka untuk bagun pagi-pagi. Namun mengapa seorang mukmin tidak mahu mengerahkan segenap potensinya untuk menyamai mereka bangun pagi?

Saya banyak menjumpai orang-orang Amerika di jalan-jalan ketika saya pergi ke masjid untuk solat Subuh. Saya ulangi sekali lagi, "Saya pergi" bukan "Saya pulang". Maknanya mereka mahu bangun pagi-pagi sebelum Subuh tentunya untuk keperluan yang sangat penting.

Saya pun berfikir, kira-kira apa ya tujuan penting mereka ini, sehingga mereka mahu bangun pagi-pagi sebelum jam 5:00 pagi dan memakai baju sejuk? Untuk apa mereka keluar dalam keadaan cuaca yang sangat dingin menuju jalan-jalan raya?

Tahukah anda?!

Ternyata mereka melakukan itu hanya untuk berjalan-jalan bersama anjingnya guna menghirup udara segar!

Orang-orang Amerika, laki-laki dan perempuan bangun jam 5:30 pagi, kerana hatinya terpaut dengan anjingnya yang terkurung di dalam rumah sepanjang hari. Mereka bangun pagi-pagi sekali supaya anjing-anjing biasa menghirup udara sefar di jalanan.

saya berharap daripada anda, wahai saudarku yang mulia. Mari bersama-sama memecahkan amsalah penting ini. Orang-orang Amerika-Kristian atau Yahudi atau kafir lainnya, bangun pagi-pagi demi anjingnya. Sedangkan sebahagian orang Islam, atau kalau anda ingin mengatakan: "Sebahagian besar" orang Islam, enggan bangun pagi demi Allah SWT!

Lalu, apa solusi anda dalam masalah ini?

Bayangkan kerana cinta anjing mendorong pemiliknya untuk bangun, sedangkan cinta Allah tidak mendorong seorang hamba untuk bangun..?!

Izinkan saya untuk membandingkan dua hal ini.
Kemampuan fizikal manusia mempunya potensi untuk bangun pagi, namun potensi kekuatan hati tidak mampu mendorongnya untuk bangun pagi dengan alasan yang begitu menyedihkan. Semoga Allah menyelamatkan kita!

(akan bersambung...Suatu Pagi Di Sebuah Seminar)
-Alhamdulillah-

No comments:

Post a Comment